Setelah membaca buku yang berjudul “HITLER TIDAK MATI BUNUH DIRI” yang ditulis oleh Sabrina Maharani. Memang cukup memuaskan bagi seseorang yang belum banyak mengetahui bagaimana sejarah lengkap Hitler dan Nazi, dari awal karirnya hingga akhir hayatnya, akan tetapi akan sangat membosankan bagi seseorang yang telah mengaetahiunya atau mereka yang mengagumi Hitler dan Nazinya dan juga bagi mereka para penikmat sejarah dan para pemerhati sejarah.
Buku yang berjumlah 116 lembar kebanyakan membahas tentang perjalanan karir Hitler, baik karir militernya atau pun karir politiknya, tetapi tidak banyak menupas tuntas tentang nasib mayat Hitler dan tujuan dari apa yang dicantumkan dalam judul. Jujur, saya kecewa setelah membaca buku tersebut, karna apa yang ingin beliau coba sampaikan tidak mengena pada tujuan awal dibuatnya buku tersebut. Mungkin, untuk mereka yang belum banyak mengetahui sejarah Hiter ini akan mengasikkan dan banyak informasi baru bagi mereka tapi akan berbeda bagi mereka para pengagum hitler dan para penikmat sejarah, bagaimana tidak, apa yang di sampaikan beliau kurang lebih telah banyak dikupas tuntas oleh para penulis lain dalam buku tulisan mereka masing-masing, seperti contoh, didalam buku tersebut, beliau banyak mengutip dari buku A. Pambudi yang berjudul “The death of Adolf Hitler” dan juga dari berbagai blog yang khusus membahas tentang sejarah Nazi.
Mungkin beliau adalah seorang penulis yang baru terjun kedalam dunia percetakan, dengan berharap apa yang ia tulis akan laris dengan mengusung judul yang fenomenal, akan tetapi isi yang disampaikan tidak banyak menjawab tentang status kematian Hitler itu sendiri, apakah Hitler itu dibunuh atau bunuh diri masih menjadi pertanyaan besar.
Memang secara jujur saya pun mendapat informasi baru tentang Hitler, yaitu tentang silsilah keturunannya, yang memang beliau tulis di dalam bukunya tersebut, yang terlampir dalam bagian I yang berjudlkan “Silsilah Seorang Gelandangan”. Di dalam bagian itu menjelaskan secara gamblang siapakah ayah Hitler yang sesungguhnya dan asal muasalal nama “Hitler” itu sendiri. Jadi menurut buku yang beliau tulis tersebut, bahwa ayah Hitleri, yaitu Alois Hitler adalah seorang anak yang dihasilkan dari luar pernikahan, ibunya atau nenek dari Adolf Hitler yang bernama Marianne Schicklgruber adalah seorang pembantu rumah tangga pada keluarga Frankerberger, dan anak pria dari keluarga tersebut lah yang menjadi ayah dari Alois tersebut, jika spekulasi tersebut benar maka bisa di pastikan Hitler adalah seorang Yahudi, karna Frankerberger sendiri adalah keluarga yahudi yang menetap di daerah Austria. Tapi Ian Kershaw seorang peneliti Hitler yang terkemuka membantah informasi tersebut, dan menemukan bahwa informasi tersebut tidaka benar adanya. Yang menjadi pertanyaan adalah dari manakah berasal nama Hiter jika nama belakang ayahnya adalah Schicklgruber, Sabrina pun menjelaskan dalam bukunya bahwa nenek hitler menikah dengan pria bernama J. George Hiedler ketika usia ayahnya berumur lima tahun, dan ayah tirinya itulah yang memberikan nama Hiedler kepada Alois dan lalu dirubah pula oleh Alois menjadi Hitler.
Mungkin dari buku yang tebalnya 116 halaman itu, hanya informasi tentang silsilah nama Hitler dan asal muasal ayah Hitler yang mungkin menjadi informasi terbaru bagi saya pribadi, tapi apa yang di tulis oleh beliau dalam bukunya tersebut sangat jauh dengan judul yang ia berikan. Mungkin akan lebih tepat lagi jika beliau memberikan judul bukunya tersebut dengan judul “Perjalanan Hidup Hitler” atau “Biografi Adolf Hitler”, akan sangat lebih kena lagi subtansi buku yang ia tulis jika judul yang ia berikan seperti apa yang saya berikan di atas.
Yang tadinya, ketika masih memeganb buku tersebut dan belum membacanya, bersemangat dan sangat tertarik untuk membacanya, maka setelah membacanya, hanya rasa kecewa yang hinggap sangat jauh dibandingkan dengan sebelum membaca buku tersebut. Jika ada istilah yang terkenal yang berkata Don’t judge a book from the cover, mungkin saya akan memberikan istilah baru, yaituDon’t judge a book from the title, karna kecewanya dengan apa yang di sampaikan di dalam buku tersebut dengan judulnya yang memiliki perbandingan sangat jauh sekali. Hanya itu lah yang bisa saya keluhkan dan sampaikan untuk saudari Sabrina Maharani, mungkin untuk selanjutnya beliau bisa menghasilkan buku yang lebih berkualitas dan tidak sembarangan dalam memberikan judul. Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar