Senin, 28 Maret 2011

by : mang kharlmarx

Sedikit mengamati pernyataan Karl Marx yang membahas tentang Revolusi, beliau berkata bahwa inti dasar untuk terjadinya sebuah revolusi adalah masyarakat, beliau sangat yakin hanya masyarakat lah yang mampu menggerakan untuk sebuah revolusi. Keyakinan beliau akan pernyataannya itu terjadi dari pengamatan beliau yang cukup panjang terhadap sebuah peristiwa besar yaitu Revolusi Prancis. Prancis yang pada awalnya diperintah oleh sistem pemerintahan Monarki dan dipimpin oleh seorang raja dimana keputusan raja adalah absolut dan penghisapan besar-besaran yang dilakukan oleh para kaum fundamental membuat masyarakat prancis pada saat itu menderita dan tertindas, dan menggerakan mereka untuk melakukan sebuah Revolusi. Dan berawal dari pengamatannya itulah Marx sangat meyakini bahwa masyarakat adalah pilar utama yang paling penting untuk terjadinya sebuah revolusi, bahkan dengan mantabnya beliau berkata :"jika rakyat telah betul-betul tertindas, justru mereka menginginkan sebuah revolusi terjadi".

Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah kondisi yang dirasakan masyarakat indonesia sekarang sudah masuk dalam nominasi tertindas? saya rasa jawabannya adalah IYA. Tentunya saya tidak perlu membeberkan kebijakan-kebijakan apa saja yang membuat masyarakat indonesia tertindas termasuk kita tentunya, karna saya rasa kalian semua pun telah mengetahui sebahagian tentang itu walaupun tidak menyeluruh. Akan tetapi akan lebih bijak saya sedikit mencoba memaparkan salahsatu contoh kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah yang merugikan kita. Yaitu dengan dikomesialisasikannya pendidikan atau singkatnya komesialisasi pendidikan. Mengutip perkataan Eko Prasetyo dalam bukunya yang berjudul "Orang Miskin Dilarang Sekolah", beliau mengatakan bahwa pemerintah telah mengubah status perguruan tinggi yang semula adalah Perguruan Tinggi Negri (PTN) menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN), universitas yang telah menggunakan sistem itu adalah UI, ITB dan UGM. Salah satu kebijakan dalam perubahan status tersebut adalah setiap perguruan tinggi dituntut untuk meggali dana dari masyarakat yang alasan mereka adlah untuk mengurangi pengeluaran finansial pemerintah, atau bahasa mudahnya adalah pemerintah telah menyerahkan sektor pendidikan kepada pasar, tragis bukan. Jika kita sedikit mau menganalisa akan muncul sebuah pertanyaan sederhana yaitu, lantas apa bedanya PTN dgn PTS setelah kebijakan itu diberlakukan? dan dengan senang hati saya menjawab Tidak ada bedanya, tentunya kalian pun bertanya apa alasannya? saya rasa untuk menjelaskan alasan tersebut terlalu panjang dan cukup mengitis hati tentunya, jika anda sekalian ingin mengetahuinya jelas sejelas-jelasnya silahkan saja membaca buku yang sangat luarbiasa tersebut yaitu "Orang Miskin Dilrang Sekolah" yang diterbitkan oleh Resist Book.

Contoh diatas hanya salah satu contoh dari kebijakan pemerintah yang membuat kita tertindas dan sengsara. Sekarang kita kembali kepada pokok pembahasan dalam tulisan ini, yaitu Revolusi. Jika kita kembali mencermati perkataan Marx tentang masyarakat yang tertindas maka mereka menginginkan revolusi. Muncul lagi pertanyaan yang tidak kalah besarnya yaitu, apakah salah jika indonesia melakukan revolusi?, jika kita kembali melihat contoh diatas, tidak kita telah tertindas? masih banyak kebijakan-kebijakan pemerintah yang membuat kita sebagai rakyat tertindas, apa yang dilakukan pemerintah sekarang sudah tidak sehat lagi, kebijakan-kebijakn yang mereka ciptakan hanyalah untuk kepentingan sekelompok golongan saja, media pun yang seharusnya pro terhadap masyarakat, yang seharusnya ikut meluruskan kinerja pemerintah yang mulai tidak sehat malah menjadi sebuah ajang provokasi yang sangat luarbiasa menurut saya, dimana media yang sekarang hanya menjadi alat untuk menjatuhkan karakter dan jabatan dari seseorang, demi kepentingan sekelompok golongan.

Memang Reformasi telah berhasil kita lakukan akan tetapi apa yang kita rasakan sekarang tidak jauh berbeda pada masa sebelum Reformasi, memang Restorasi telah harus benar-benar kita wujudkan, dan Revolusi lah jawaban untuk mewujudkan itu.

Sekian dan terimakasih.

#NB : tulisan ini ditulis di suatu tempat yang indah nan menyejukan di Sumedang, dan tulisan ini dibuat pada pukul 03:12 pada tanggal 05-03-2011 dengan kondisi dan situasi yang luarbiasa indahnya, dimana dinginnya cuaca tengah malam dan ditambah dengan hiruk pikuk angin yang menggoda, ditambah dengan suasan hati yang pada saat itu sedang kesal, dimana jiwa yang memberontak untuk tidur tapi mata tidak mengindahkan kemauan jiwa tersebut yang menyebabkan saya yang pemalas ini tergerak untuk menulis dan kalian pun pada akhirnya bisa melihat dan menikmati hasil tulisan saya diatas yang tak terkonsep dan cenderung ngelantur.

HAHAHAHAAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar